Final Fantasy 7 Cloud Strife

Senin, 05 Mei 2014

Kompor Bertenaga Air

KOMPOR BERTENAGA AIR

Kasus
TEMPO.COM, Tasikmalaya - Murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) Persis Cempakawarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menciptakan kompor berbahan bakar air. Siti Khodijah, satu siswi penemu kompor air, mengatakan penelitian dilakukan selama 1,5 bulan dengan pendampingan guru Ilmu Pengetahuan Alam, Heru Pamungkas.
" Penelitian dimulai sebelum puasa, 5 Juni sampai 20 Agustus 2013," kata Siti ketika ditemui di sekolah, Senin, 26 Agustus 2013. "Selain air, kami menggunakan soda api, limbah kaleng minuman ringan atau limbah aluminium."
Cara kerja kompor ini, Siti menjelaskan, sampah aluminium dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan soda api serta air. Campuran bahan itu kemudian dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang telah dimodifikasi. "Diaduk hingga menghasilkan reaksi eksoderm dan muncul gas hidrogen," kata dia.
Hidrogen yang dihasilkan dialirkan dengan selang, lalu disimpan di tempat yang telah dipasangi keran. Jika ingin dipakai, keran tinggal dibuka, gas pun akan mengalir ke kompor atau smawar. "Cara menyalakan smawar, disulut pakai korek api," kata Siti. Selama soda api, aluminium, dan air tersedia di dalam wadah, maka selama itu pula hidrogen akan terus dihasilkan dan bisa dipakai memasak.
Api yang dihasilkan dari proses pembakaran kompor air tidak berwana merah maupun biru, namun warnanya putih. Api ini pun tidak menyebabkan bekas gosong di wajan tempat memasak. Sebab, sumber bahan bakarnya air. Siti dan siswa penemu kompor air lainnya berharap hasil temuan itu bisa dipakai masyarakat luas. "Kompor air diharapkan bisa mengatasi persedian bahan bakar minyak yang terus berkurang," ujar Siti.
Guru pendamping penelitian, Heru Pamungkas, mengatakan kompor air akan didaftarkan sebagai karya ilmiah dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Nasional. Namun, menurut Heru, masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dari kompor air itu. "Kompor air sangat bermanfaat sebagai energi alternatif. Jadi, masyarakat tidak akan ketergantungan kepada keterbatasan suplai bahan bakar minyak maupun elpiji," ujar Heru.




Analisis kasus
  Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir (Utami Munandar, 1977)
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru,  apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)
 Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982) Penekanan pada :
  • Aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
  • Aspek interaksi antara individu dan  lingkungannya / kebudayaannya.

Rodhes (1961, dalam Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, dan produk. Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong ( press) individu ke perilaku kreatif. Rodhes menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “four p’s of creativity “,yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu dari empat P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam menghasilkan produk kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan ( press) dari lingkungan menghasilkan produk kreatif. Torrance ( 1988) yang memilih definisi proses tentang kreativitas, menjelaskan hubungan antara keempat P tersebut sebagai berikut : dengan berfokus pada proses kreatif, dapat ditanyakan jenis pribadi yang bagaimanakah akan berhasil dalam proses tersebut, macam lingkungan yang bagaimanakah akan memudahkan proses kreatif, dan produk yang bagaimanakah yang dihasilkan dari proses kreatif?
Kasus pembuatan kompor yang berbahan bakar air sangatlah kreatif, karena di zaman yang semakin sulit untuk mendapatkan elpiji para murid Madrasah Tsanawiyah, Cempakwarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, yang bernama Siti Khodijah menciptakan kompor berbahan bakar air. Kompor berbahan bakar air juga dapat mennggulangi bahan bakar minyak yang semakin berkurang dan gas elpiji yang semakin mahal. Kompor yang berbahan bakar air juga mudah untuk didapatkan dan bahan-bahan yang digunakan tidak berbahaya.
Mungkin belum banyak orang yang mengetahui kompor berbahan bakar air. akan tetapi kompor berbahan bakar air ini sangatlah bermanfaat dan banyak mengandung keuntungan bagi masyarakat Indonesia khususnya.
Tindakan kreatif yang dilakukan oleh siswi  Madrasah Tsanawiyah yang bernama Siti Khadijah ini sangatlah bermanfaat bagi orang lain. Karena selain dibuat dari bahan yang tidak terlalu berbahaya seperti layaknya kompor yang berbahan bakar gas atau minyak, kompor berbahan bakar air ini juga tidak akan menyebabkan bekas gosong pada alat masak yang digunakan.
Kemampuan yang dilakukan oleh Siti Khadijah dan siswa lainnya itu dapat digolongkan ke dalam kreatif dalam definisi produk. Barron ( 1969) menyatakan bahwa “ kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru “. Begitu pula menurut Haefele (1962) “ kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru yang mempunyai makna sosial “. Definisi Haefele ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. Unsur-unsurnya bisa saja sudah ada lama sebelumnya. Definisi Haefele menekankan pula bahwa suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi juga diakui sebagai bermakna.
Seperti yang dikatakan oleh Heru, selaku guru pembimbing siswa-siswa penemu kompor berbahan bakar air ini “Kompor air sangat bermanfaat sebagai energi alternatif. Jadi, masyarakat tidak akan ketergantungan kepada keterbatasan suplai bahan bakar minyak maupun elpiji”
Semoga hasil dari tindakan kreatif para siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Persis Cempakawarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya dapat berguna bagi orang lain, khususnya warga Indonesia. Dan masyarakat tidak akan betergantungan kepada keterbatasan suplai bahan bakar minyak maupun elpiji.
 
Referensi

http://www.tempo.co/read/news/2013/08/26/061507527/Kompor-Ini-Berbahan-Bakar-Air
http://unaisatuzzahro.blogspot.com/2011/11/makalah-psikologi-kreativitas.html
http://priskila-sindutomo.blogspot.com/2012/05/kreativitas-dan-keberbakatan.html
http://wengayo.blogspot.com/2011/02/inteligensi-kreativitas-dan.html
Dr. A. M. Heru Basuki, MPsi. 2005. Kreatifitas, Keberbakatan  Intelektual, dan Faktor-faktor Pendukung dalam Pengembangannya. Jakarta: Gunadarma


baak.gunadarma.ac.id
studensite.gunadarma.ac.id

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar