KOMPOR BERTENAGA AIR
Kasus
TEMPO.COM, Tasikmalaya - Murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) Persis
Cempakawarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menciptakan kompor
berbahan bakar air. Siti Khodijah, satu siswi penemu kompor air, mengatakan
penelitian dilakukan selama 1,5 bulan dengan pendampingan guru Ilmu Pengetahuan
Alam, Heru Pamungkas.
" Penelitian dimulai sebelum puasa, 5 Juni sampai 20 Agustus
2013," kata Siti ketika ditemui di sekolah, Senin, 26 Agustus 2013.
"Selain air, kami menggunakan soda api, limbah kaleng minuman ringan atau
limbah aluminium."
Cara kerja kompor ini, Siti menjelaskan, sampah aluminium dipotong
kecil-kecil dan dicampur dengan soda api serta air. Campuran bahan itu kemudian
dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang telah dimodifikasi. "Diaduk hingga
menghasilkan reaksi eksoderm dan muncul gas hidrogen," kata dia.
Hidrogen yang dihasilkan dialirkan dengan selang, lalu disimpan di
tempat yang telah dipasangi keran. Jika ingin dipakai, keran tinggal dibuka,
gas pun akan mengalir ke kompor atau smawar. "Cara menyalakan smawar,
disulut pakai korek api," kata Siti. Selama soda api, aluminium, dan air
tersedia di dalam wadah, maka selama itu pula hidrogen akan terus dihasilkan
dan bisa dipakai memasak.
Api yang dihasilkan dari proses pembakaran kompor air tidak berwana
merah maupun biru, namun warnanya putih. Api ini pun tidak menyebabkan bekas gosong
di wajan tempat memasak. Sebab, sumber bahan bakarnya air. Siti dan siswa
penemu kompor air lainnya berharap hasil temuan itu bisa dipakai masyarakat
luas. "Kompor air diharapkan bisa mengatasi persedian bahan bakar minyak
yang terus berkurang," ujar Siti.
Guru pendamping penelitian, Heru Pamungkas, mengatakan kompor air
akan didaftarkan sebagai karya ilmiah dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja
Tingkat Nasional. Namun, menurut Heru, masih ada beberapa hal yang perlu
disempurnakan dari kompor air itu. "Kompor air sangat bermanfaat sebagai
energi alternatif. Jadi, masyarakat tidak akan ketergantungan kepada
keterbatasan suplai bahan bakar minyak maupun elpiji," ujar Heru.
Analisis kasus
Kreativitas adalah suatu
proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan
originalitas dalam berfikir (Utami Munandar, 1977)
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang
baru, apakah suatu gagasan atau suatu
objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)
Proses kreatif sebagai “
munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu
di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain
pihak” (Rogers, 1982) Penekanan pada :
- Aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
- Aspek interaksi antara individu dan lingkungannya / kebudayaannya.
Rodhes (1961, dalam Isaksen, 1987) dalam
menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa
pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses,
dan produk. Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan
lingkungan yang mendorong ( press) individu ke perilaku kreatif. Rodhes
menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “four p’s of
creativity “,yaitu dimensi Person,Proses,
Press dan Product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu
dari empat P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi
kreatif yang melibatkan diri dalam menghasilkan produk kreatif, dan dengan
dukungan dan dorongan ( press) dari lingkungan menghasilkan produk
kreatif. Torrance ( 1988) yang memilih definisi proses tentang kreativitas,
menjelaskan hubungan antara keempat P tersebut sebagai berikut : dengan
berfokus pada proses kreatif, dapat ditanyakan jenis pribadi yang bagaimanakah
akan berhasil dalam proses tersebut, macam lingkungan yang bagaimanakah akan
memudahkan proses kreatif, dan produk yang bagaimanakah yang dihasilkan dari
proses kreatif?
Kasus
pembuatan kompor yang berbahan bakar air sangatlah kreatif, karena di zaman
yang semakin sulit untuk mendapatkan elpiji para murid Madrasah Tsanawiyah,
Cempakwarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, yang bernama Siti Khodijah menciptakan
kompor berbahan bakar air. Kompor berbahan bakar air juga dapat mennggulangi
bahan bakar minyak yang semakin berkurang dan gas elpiji yang semakin mahal. Kompor
yang berbahan bakar air juga mudah untuk didapatkan dan bahan-bahan yang
digunakan tidak berbahaya.
Mungkin
belum banyak orang yang mengetahui kompor berbahan bakar air. akan tetapi
kompor berbahan bakar air ini sangatlah bermanfaat dan banyak mengandung
keuntungan bagi masyarakat Indonesia khususnya.
Tindakan
kreatif yang dilakukan oleh siswi Madrasah Tsanawiyah yang bernama Siti Khadijah
ini sangatlah bermanfaat bagi orang lain. Karena selain dibuat dari bahan yang
tidak terlalu berbahaya seperti layaknya kompor yang berbahan bakar gas atau
minyak, kompor berbahan bakar air ini juga tidak akan menyebabkan bekas gosong
pada alat masak yang digunakan.
Kemampuan
yang dilakukan oleh Siti Khadijah dan siswa lainnya itu dapat digolongkan ke
dalam kreatif dalam definisi produk. Barron
( 1969) menyatakan bahwa “ kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan
sesuatu yang baru “. Begitu pula menurut Haefele (1962) “ kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru yang mempunyai makna sosial
“. Definisi Haefele ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus baru,
tetapi kombinasinya. Unsur-unsurnya bisa saja sudah ada lama sebelumnya.
Definisi Haefele menekankan pula bahwa suatu produk kreatif tidak hanya harus
baru tetapi juga diakui sebagai bermakna.
Seperti
yang dikatakan oleh Heru, selaku guru pembimbing siswa-siswa penemu kompor
berbahan bakar air ini “Kompor air sangat bermanfaat sebagai energi alternatif.
Jadi, masyarakat tidak akan ketergantungan kepada keterbatasan suplai bahan
bakar minyak maupun elpiji”
Semoga
hasil dari tindakan kreatif para siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Persis
Cempakawarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya dapat berguna bagi orang
lain, khususnya warga Indonesia. Dan masyarakat tidak akan betergantungan
kepada keterbatasan suplai bahan bakar minyak maupun elpiji.
Referensi
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/26/061507527/Kompor-Ini-Berbahan-Bakar-Air
http://unaisatuzzahro.blogspot.com/2011/11/makalah-psikologi-kreativitas.html
http://priskila-sindutomo.blogspot.com/2012/05/kreativitas-dan-keberbakatan.html
http://wengayo.blogspot.com/2011/02/inteligensi-kreativitas-dan.html
Dr. A. M. Heru Basuki, MPsi. 2005. Kreatifitas, Keberbakatan Intelektual, dan Faktor-faktor Pendukung dalam Pengembangannya. Jakarta: Gunadarma
baak.gunadarma.ac.id
studensite.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar