A.
Konsep dan Penerapan Self Directed
Changes
Menurut teori
kompetensi, langkah yang merupakan elemen mendasar untuk mengajarkan atau
menigkatkan kompetensi orang dewasa (Competence At Work, 1993). Biasanya
disebut dengan istilah "Self Directed Change Theory".
Teori ini
mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah yang lebih baik
dari kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam stres.
Menurut teori
ini juga, orang dewasa akan berubah kalau berada dalam kondisi di bawah ini:
1.
Merasa
tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
2.
Punya
gambaran yang jelas tentang kondisi ideal yang ingin diraih/dikehendaki (ideal)
3.
Punya
konsep yang jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi
aktual menuju kondisi ideal (action step)
Self directed Changes
juga memiliki beberapa tahapan, seperti:
1.
Meningkatkan
kontrol diri
Hurlock mengatakan "kontrol diri berkaitan dengan bagaimana
individu-individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam
dirinya" Kontrol sosial itu sendiri adalah individu sebagai pengaturan
proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang. Ketika seseorang ingin
merubah kebiasaanya terhadap perbedaan yang sangat besar, seperti orang yang
selalu bermalas-malasan saat kuliah.
2.
Menetapkan
tujuan
Dalam hidup kita harus mencoba hal baru dan mengubah hal yang jelek
menjadi lebih baik lagi. Tetapkan target kalian untuk mencapai tujuan hidup
yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dengan lebih rajin masuk kelas setiap
mata kuliah, dan mendengarkan ajaran dosen.
3.
Pencatatan
perilaku
Untuk mengubah suatu kebiasaan yang jelek, catatlah hal apa saja
yang bisa kita ubah dari kebiasaan tersebut, dari situ kita bisa menilai mana
yang akan membantu dan memotivasi dan mana hal yang akan menggoda kita serta
harus dihindari setiap kita berada dalam kelas.
4.
Menyaring
anteseden perilaku
Tuliskan kebiasaan yang ingin kita perbaiki, dari situ kita akan
melihat kerugiannya, apakah kesadaran konsekuensi lebih kuat dari keinginan
melakukan kebiasaan tersebut?
5.
Menyusun
konsekuensi yang efektif
Setelah kita sudah memulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu
perilaku atau kebiasaan kita. Meningkatkan pengendalian diri, maka terdiri dari
mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain menerima perilaku
yang diinginkan sebagi imbalan kita telah menyenangkan hati orang lain termasuk
orangtua.
6.
Menerapkan
pencana intervensi
Hitunglah seberapa berhasilkah kita mencapai target-target
tersebut. Misalnya setiap ujian (UTS, UAS) kita membandingkan nilainya setiap
semester.
7.
Evaluasi
Lihat lah seberapa ada kemajuan nya kita dalam melakukan perubahan
tersebut, usahakan setiap target tercapai, jika tidak alangkah lebih baiknya
kita mengulangnya agar target tujuan kita tercapai.
Referensi:
Gibbons Maurice. 2002. The Self-Directed Learning Handbook
Goleman,
Daniel. 2004. Primal Leadership Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi.
Jakarta: PT Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar