Final Fantasy 7 Cloud Strife

Selasa, 10 November 2015

Tugas Softskill Psikologi Management (Review Film)



Tugas Softkill
Kelompok 3 (Mangga)  :
1.    Hilda Azkiya Mawardya                   ( 14513121 )
2.    Lily Melinda                                     ( 14513987 )
3.    Marchsya Rahayu Kartikasari           ( 15513261 )
4.    Nelda Triana Apriliasih                     ( 16513374 )
5.    Qory Yuliana                                     ( 17513064 )
6.    Putri Alifia                                         ( 15512752 )



LEAN ON ME

    1.      Review Film Lean On Me
Disini diceritakan ada seorang bernama Joe Clark dia adalah seorang kepala sekolah kulit hitam yang sangat berdedikasi di Eastside High School. Eastside High School adalah sebuah sekolah yang terbengkalai, kumuh dan sebagian besar siswanya adalah pelaku criminal. Clark memiliki tekad untuk merubah sekolah itu. ‘Crazy Joe’ akhirnya berhasil. Ia tidak hanya berhasil membuat seluruh siswa sekolah tersebut lulus, ia pun dapat merubah sekolah tersebut.
Tentu saja keberhasilan Clark sebagai kepala sekolah bukan suatu kebetulan semata. Sekolah adalah tempat manusia untuk menimba ilmu agar nantinya dapat menjadi orang yang berguna bagi dirinya, keluarganya dan bangsanya namun apa yang terjadi jika sebuah sekolah kehilangan fungsinya dalam mendidik para generasi muda, hasilnya tentu saja adalah manusia-manusia masa depan yang gagal dan sebagian besar menjadi sampah masyarakat. Untuk mengembalikan fungsi sekolah tersebut dibutuhkan bantuan dari seseorang yang penuh dedikasi, keberanian dan ketegasan yang luar biasa agar sebuah sekolah memiliki semangatnya kembali.
 Eastside High School  adalah sebuah sekolah yang terbengkalai, kotor, kumuh dan berada pada tingkat terbawah dalam peringkat sekolah terbaik. Alih-alih melakukan aktivitas belajar. Murid muridnya yang terdiri dari berbagai macam ras itu malah sibuk dengan urusan mereka masing-masing dan tidak sedikit yang terjebak dalam dunia kriminal dan narkoba, bahkan beberapa murid tidak segan-segan melawan para guru dengan kekerasan dikarenakan situasi belajar mengajar yang tidak kondusif  itu membuat nilai rata-rata pendidikan dasar di Eastside High School pun tidak mencapai target yang ditentukan dimana sesuai dengan peraturan pemerintah bahwa 75% dari muridnya harus lulus dalam ujian dasar. Kenyataanya hanya 35% murid yang mampu lulus dan hal itu membuat dewan sekolah gusar karena jika dalam waktu 110 hari murid-muridnya masih tidak mampu mencapai target yang ditentukan maka Eastside High School akan diambil alih oleh pemerintah. Maka munculah Joe Clark yang menjabat sebagai kepala sekolah baru di sekolah tersebut.
Joe Clark mendapat kehormatan untuk mengajar di sekolah yang keras, dengan murid-murid yang berasal dari kaum yang terpinggirkan dan terlupakan.  Clark memilih untuk bersikap keras dan keras kepala sejak hari pertama dia tiba di sekolah, dan dia benar-benar bersungguh-sungguh untuk itu. Bukan hanya kepada siswa, namun juga kepada guru, penjaga sekolah, dan bahkan pengurus kantin, yang justru menjadi salah satu hal pertama yang mendapat perhatian sang kepala sekolah baru yang percaya, jika kita memberi makan anak-anak kita dengan sampah, maka mereka akan tumbuh menjadi sampah juga.
Kedatangan Joe Clark seperti seorang raksasa yang ribut memukul-mukul gong membangunkan semua orang yang sedang tertidur nyenyak dan terlena. 300 pengedar narkoba dan pelaku tindak criminal lain berupa kekerasan baik fisik maupun seksual yang bebas berkeliaran di sekolah, dicabut statusnya sebaga siswa dan dilempar keluar gedung sekolah. Guna mencegah 300 orang ini masuk lagi sekaligus melindung 2700 siswa lain, Joe Clark melakukan tindakan yang kemudian akan menyeretnya ke dalam penjara, yaitu merantai dan menggembok seluruh pintu dan gerbang sekolah. Ini adalah pelanggaran terhadap UU yang berlaku di kotanya, tapi ancaman penjara tidak membuatnya mundur. Dia memilih untuk melakukan itu. Joe Clark tahu, tidak indah sungguh seorang guru berkeliling sekolah dengan megaphone dan pemukul baseball sepanjang hari berteriak-teriak dan membenta-bentak. Namun saat itu, itulah yang dapat dilakukannya. Dia harus mengambil alih sebuah institusi yang sudah jatuh ke tangan criminal kelas teri, dan dia harus melakukannya dengan secepat mungkin.
Kepemimpinan Clark yang tegas dan super disiplin awalnya memang sulit diterima, namun itulah cara yang digunakan Clark untuk merubah sekolah tersebut dan dia berhasil. Namun pada kenyataannya, kita sebagai seorang guru harus menyingkirkan energy buruk dari film itu, bahwa disiplin tidak sama dengan intimidasi.
    2.      Analisis Film Sesuai Teori (Menurut kelompok)
Dari hasil review film di atas kelompok kami menganalisis bahwa ada seorang bernama Joe Clark dia adalah seorang kepala sekolah kulit hitam yang sangat berdedikasi di Eastside High School. Eastside High School adalah sebuah sekolah yang terbengkalai, kumuh dan sebagian besar siswanya adalah pelaku criminal. Clark memiliki tekad untuk merubah sekolah itu dan pada akhirnya Joe berhasil. Ia tidak hanya berhasil membuat seluruh siswa sekolah tersebut lulus, ia pun dapat merubah sekolah tersebut. Joe Clark mendapat kehormatan untuk mengajar di sekolah yang keras, dengan murid-murid yang berasal dari kaum yang terpinggirkan dan terlupakan.  Clark memilih untuk bersikap keras dan keras kepala sejak hari pertama dia tiba di sekolah, dan dia benar-benar bersungguh-sungguh untuk itu. Bukan hanya kepada siswa, namun juga kepada guru, penjaga sekolah, dan bahkan pengurus kantin, yang justru menjadi salah satu hal pertama yang mendapat perhatian sang kepala sekolah baru yang percaya, jika kita memberi makan anak-anak kita dengan sampah, maka mereka akan tumbuh menjadi sampah juga. Joe mengusir 300 pengedar narkoba dan pelaku tindak criminal lain berupa kekerasan baik fisik maupun seksual yang bebas berkeliaran di sekolah kemudian Joe mencabut status mereka sebaga siswa dan dilempar keluar gedung sekolah. Guna mencegah 300 orang ini masuk lagi sekaligus melindung 2700 siswa lain.
Apa yang dilakukan Joe Clark membuktikan bahwa kepemimpinan adalah  sebagai kesanggupan atau kemampuan untuk mengatasi orang-orang yang sedemikian rupa agar mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan kemungkinan pergesekan yang sekecil-kecilnya dan sebesar mungkin terjalinnya kerja sama seperti teori kepemimpinan yang dijelaskan oleh F.I.Munson “The Management Of Man’’ dan Menurut Hemhiel and Coons ( 1957:7 ) bahwa kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (share goal ).


Daftar Pustaka
    

Nurdin, Didi. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis. Jakarta: Imperial Bhakti Utama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar