Final Fantasy 7 Cloud Strife

Minggu, 12 April 2015

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan



A.          Penyesuaian Diri
1.    Pengertian Penyesuaian Diri
Ada beberapa pengertian tentang penyesuaian diri antara lain:
a.    W.A. gerungan (1996) menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri adalah, mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis), misalnya seorang bidan desa harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tempat ia bertugas.
Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif (alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah perilaku ibu-ibu di desa untuk meneteki bayi sesuai dengan manajemen laktasi.

b.    Menurut Soeharto Heerdjan (1987), “penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan”

Penyesuaian diri merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress.

2.    Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

3.    Konsep Penyesuaian Diri yang Baik
Apa itu penyesuaian diri yang baik? Pasti itu yang ada dibenak kita setelah kita mendengar konsep penyesuaian diri yang baik. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
Istilah “sehat” berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung jawabnya. Kesehatan merupakan cirri yang sangat khas dalam penyesuaian diri yang baik. singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, ornag yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik. Karena itu, ia relative bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Ia menciptakan dunia hubungan antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan pertumbuhan kepribadian.

B.            Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya. 

1.    Variasi dalam pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.

2.    Kondisi-kondisi Untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.
Bahwa ada faktor-faktor konstitusional yang mendasari cara-cara penyesuaian diri seseorang jelas tidak dapat disangkal. Sedang di pihak lain, cara-cara penyesuaian diri seseorang adalah hasil dari latihan-latihan atau pelajaran-pelajaran yang telah dilakukan, baik sengaja maupun tidak. Atau dengan perkataan lain, hasil yang diperoleh dari luar dirinya, dari lingkungannya, khususnya lingkungan sosialnya.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri:
a.    Penyesuaian diri dipengaruhi oleh hal-hal yang diperoleh dari kelahiran.
Suatu kenyataan bahwa di mana terdapat kesukaran-kesukaran dalam penyesuaian , karena sikap yang pemalu, pendiam, tidak banyak bicara, sukar menemukan pendapat dan lain-lain, maka sebabnya ialah karena memang sifat dasarnya adalah demikian. Sebalinya, oleh latihan terus-menerus dan bimbingan yang teratur, sifat-sifat dasar ini dapat dipengaruhi dank arena itu terpengaruhi juga cara-cara penyesuaian dirinya, sekalipun hal ini kadang-kadang sulit terjadi.

b.    Penyesuaian diri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Tingkah-laku atas dasar kebutuhan yang relatif sama, akan mungkin berbeda-beda. Hal ini antara lain disebabkan oleh mekanisme sebagaimana persepsi seseorang terhadap kebutuhannya, dank arena itu mepengaruhi caranya bertingkah-laku dan mempengaruhi caranya menyesuaikan diri terhadap tujuan atau objeknya.
Misalnya hal lapar. Intensitas rasa lapar ini dapat berbeda-beda dan jelas dapat mempengaruhi tingkah-laku seseorang.

c.    Penyesuaian diri dan pembentukan kebiasaan.
Pembentukan kebiasan menyesuaikan diri adalah faktor-faktir dari luar yang dapat ditanamkan oleh seseorang.

Referensi:
Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Kanisius: Jakarta
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Gunarsa,. D, Singgih. 1981. Psikologi Perkembangan. BPK Gunung Mulia: Jakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar