Tugas Softkill
Kelompok 3 (Mangga) :
1. Hilda Azkiya Mawardya ( 14513121 )
2. Lily Melinda ( 14513987
)
3. Marchsya Rahayu Kartikasari ( 15513261 )
4. Nelda Triana Apriliasih ( 16513374 )
5. Qory Yuliana (17513064
)
6. Putri Alifia
(15512752 )
KEKUASAAN
I.
PENDAHULUAN
Dewasa ini sudah tidak asing lagi dengan kata kekuasaan
bagi orang awam kekuasaan bisa saja digunakan pada setiap orang. Tetapi pada
dasarnya kekuasaan itu hanya dapat dipergunakan pada orang yang memiliki
wewenang khusus. Kekuasaan sendiri bisa dipakai pada raja atau pejabat negara
untuk mengatur rakyat dan negaranya. Sebagian orang terkadang memakai
kekuasaannya dengan semena-mena untuk memerintah,menyuruh atau mempengaruhi
orang lain yang mungkin statusnya lebih rendah dibandingkan yang lain. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok
manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari
orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan
dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara.
Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah atau dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan
cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan
ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan.
Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus
tunduk pada Undang-Undang (objek dari kekuasaan).
Seharusnya setiap warga negara dapat menggunakan
kekuasaannya dengan baik dan benar agar
dapat dipertanggungjawabkannya. Tapi apakah setiap warga negara tahu akan arti
kata ‘kekuasaan’ itu sendiri? Dan kapan warga negara memakai kekuasaannya di
waktu dan tempat yang seharusnya. Di postingan kali ini kami akan membahas
bagaimana pengertian kata ‘kekuasaan’ menurut para ahli. Terutama sumber
kekuasaan menurut French dan Reven.
II. Teori
A.
Definisi
Kekuasaan
Menurut Robbins (2008)
Kekuasaan (power) mengacu pada mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk
mempengaruhi prilaku B sehingga B bertindak sesuai keinginan A. definisi
mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif
dan subuah hubungan ketergantungan.
Kekuasaan adalah
kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya
seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi
sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu
(Budiardjo,1972).
Kekuasaan Menurut Max
Weber adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu
hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya
sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Menurut Walterd Nord,
Pengertian Kekuasaan ialah suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi dan
dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari
tujuan lainnya.
Rusel Mengatakan,
Pengertian Kekuasaaan merupakan suatu produksi dari akibat yang diinginkan. Bierstedt
memberikan pernyataan mengenai Pengertian Kekuasaan yaitu kemampuan untuk
mempergunakan kekuatan.
Pengertian Kekuasaan
Menurut Rogers adalah kemampuan seseorang untuk mengubah orang atau kelompok
lain dalam cara yang spesifik, contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan
kerjanya.
Dari Pengertian
Kekuasaan diatas dapat disimpulkan bahwa, Pengertian Kekuasaan ialah suatu
sumber yang memungkinkan seseorang mendapatkan hak untuk mengajak, mempengaruhi
dan meyakinkan orang lain.
Kekuasaan dapat
diperoleh dari pengaruh pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh keduanya.
Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk
melakukan kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya, maka orang tersebut
akan mempunyai kekuasaan jabatan. Adapun juga orang yang memperoleh kekuasaan
dari para pengikutnya dikatakan mempunyai kekuasaan pribadi. Ada juga orang
yang mempunyai kedua-duanya, kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.
Demikianlah pembahasan
mengenai Pengertian Kekuasaan Menurut Para Pakar, semoga tulisan saya Mengenai
pengertian Kekuasaan Menurut Para Pakar dapat bermanfaat.
B.
Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
Sumber kekuasaan menurut French & Raven ada 5
kategori yaitu;
1.
Kekuasaan
Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan imbalan
seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk
menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak
menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang
dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak
baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang
bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya
patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang
mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman dapat berupa pembatalan pemberikan
konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan
bonus, maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di
muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak
sampingan yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman
adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan
atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.
2.
Kekuasaan
Imbalan (Insentif Power)
Kemampuan seseorang
untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan
mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika
seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan
intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan
diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan
imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku
dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.
3.
Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih
tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam
teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya
sesama manajer, mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan
penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang
mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat
serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan
peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang
penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat,
mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak
sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan
sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam
organisasi yang bersangkutan.
4.
Kekuasaan Pakar
(Expert Power)
Seseorang mempunyai
kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang
yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai
mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti
orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini
adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan,
dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang
didudukinya.
Contohnya: Pasien-pasien
dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah
uang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakit
5.
Kekuasaan
Rujukan (Referent Power)
Banyak individu yang
menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian
atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah
basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ; misalnya seorang manajer
ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena karakteristiknya.
Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan-keyakinannya sendiri (faktor
atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi
yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain,
tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan
memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh
spiritual (faktor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai
katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti
dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin
dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok. Dalam masa puncaknya, Bung
Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, Panglima Besar ABRI, Presiden
seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan berbagai gelar yang lainnya.
Kategori Kekuasaan Menurut French & Raven (1959)
1.
Kekuasaan
Imbalan adalah target taat agar ia mendapat ganjaran / imbalan yang diyakini
dikuasai atau dikendalikan oleh agent.
2.
Kekuasaan
Paksaan adalah target taat agar ia terhindar dari hukuman yang diyakini dan
diatur oleh agent.
3. Kekuasaan Sah
adalah target taat karena ia yakin bahwa agent mempunyai hak untuk membuat
ketentuan atau peraturan dan bahwa target mempunyai kewajiban untuk taat.
4. Kekuasaan Pakar adalah
target taat karena ia yakin atau percaya bahwa agent mempunyai pengetahuan
khusus tentang cara yang terbaik untuk melakukan sesuatu.
5. Kekuasaan
Rujukan adalah target taat karena ia memuja agent atau mengidentifikasi dirinya
dengan agent dan mengharapkan persetujuan agent.
III. PENUTUP
Kekuasaan adalah
kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang
atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai
dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Dari beberapa
pengertian menurut para pakar dapat disimpulkan bahwa pengertian kekuasaan
ialah suatu sumber yang memungkinkan seseorang mendapatkan hak untuk mengajak,
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Kekuasaan dapat diperoleh dari pengaruh
pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh keduanya.
Sumber kekuasaan
menurut French & Raven ada 5 kategori yaitu: Kekuasaan Paksaan (Coercive Power), Kekuasaan Imbalan (Insentif Power), Kekuasaan Sah (Legitimate Power), Kekuasaan Pakar (Expert Power), dan Kekuasaan Rujukan (Referent Power).
DAFTAR PUSTAKA
Miftah Thoha, 2005. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan
Aplikasinya). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Robbins.
S. & Judge. T. 2008 Perilaku
Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
Budiardjo,
M. 1972. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan
Psikologi Terapan). Jakarta: Balai Pustaka.