Final Fantasy 7 Cloud Strife

Selasa, 20 Oktober 2015

Tugas Softskill Psikologi Manajemen Minggu Ke-3

Tugas Softkill
Kelompok 3 (Mangga)  :
1.    Hilda Azkiya Mawardya                   ( 14513121 )
2.    Lily Melinda                                     ( 14513987 )
3.    Marchsya Rahayu Kartikasari           ( 15513261 )
4.    Nelda Triana Apriliasih                     ( 16513374 )
5.    Qory Yuliana                                     (17513064 )
6.    Putri Alifia                                         (15512752 )


KEKUASAAN

I.              PENDAHULUAN
Dewasa ini sudah tidak asing lagi dengan kata kekuasaan bagi orang awam kekuasaan bisa saja digunakan pada setiap orang. Tetapi pada dasarnya kekuasaan itu hanya dapat dipergunakan pada orang yang memiliki wewenang khusus. Kekuasaan sendiri bisa dipakai pada raja atau pejabat negara untuk mengatur rakyat dan negaranya. Sebagian orang terkadang memakai kekuasaannya dengan semena-mena untuk memerintah,menyuruh atau mempengaruhi orang lain yang mungkin statusnya lebih rendah dibandingkan yang lain. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah atau dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek dari kekuasaan).
Seharusnya setiap warga negara dapat menggunakan kekuasaannya  dengan baik dan benar agar dapat dipertanggungjawabkannya. Tapi apakah setiap warga negara tahu akan arti kata ‘kekuasaan’ itu sendiri? Dan kapan warga negara memakai kekuasaannya di waktu dan tempat yang seharusnya. Di postingan kali ini kami akan membahas bagaimana pengertian kata ‘kekuasaan’ menurut para ahli. Terutama sumber kekuasaan menurut French dan Reven.

II.        Teori
A.       Definisi Kekuasaan
Menurut Robbins (2008) Kekuasaan (power) mengacu pada mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk mempengaruhi prilaku B sehingga B bertindak sesuai keinginan A. definisi mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan subuah hubungan ketergantungan.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu (Budiardjo,1972).
Kekuasaan Menurut Max Weber adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Menurut Walterd Nord, Pengertian Kekuasaan ialah suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Rusel Mengatakan, Pengertian Kekuasaaan merupakan suatu produksi dari akibat yang diinginkan. Bierstedt memberikan pernyataan mengenai Pengertian Kekuasaan yaitu kemampuan untuk mempergunakan kekuatan.
Pengertian Kekuasaan Menurut Rogers adalah kemampuan seseorang untuk mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya.
Dari Pengertian Kekuasaan diatas dapat disimpulkan bahwa, Pengertian Kekuasaan ialah suatu sumber yang memungkinkan seseorang mendapatkan hak untuk mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.
Kekuasaan dapat diperoleh dari pengaruh pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh keduanya. Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk melakukan kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya, maka orang tersebut akan mempunyai kekuasaan jabatan. Adapun juga orang yang memperoleh kekuasaan dari para pengikutnya dikatakan mempunyai kekuasaan pribadi. Ada juga orang yang mempunyai kedua-duanya, kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.
Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Kekuasaan Menurut Para Pakar, semoga tulisan saya Mengenai pengertian Kekuasaan Menurut Para Pakar dapat bermanfaat.

B.       Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
Sumber kekuasaan menurut French & Raven ada 5 kategori yaitu;
1.        Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman dapat berupa pembatalan pemberikan konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan bonus, maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak sampingan yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.

2.        Kekuasaan Imbalan (Insentif Power)
Kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.

3.        Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer, mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.

4.        Kekuasaan Pakar (Expert Power)
Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya.
Contohnya: Pasien-pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah uang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakit

5.        Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ; misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan-keyakinannya sendiri (faktor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (faktor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok. Dalam masa puncaknya, Bung Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, Panglima Besar ABRI, Presiden seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan berbagai gelar yang lainnya.

Kategori Kekuasaan Menurut French & Raven (1959)
1.        Kekuasaan Imbalan adalah target taat agar ia mendapat ganjaran / imbalan yang diyakini dikuasai atau dikendalikan oleh agent.
2.        Kekuasaan Paksaan adalah target taat agar ia terhindar dari hukuman yang diyakini dan diatur oleh agent.
3.      Kekuasaan Sah adalah target taat karena ia yakin bahwa agent mempunyai hak untuk membuat ketentuan atau peraturan dan bahwa target mempunyai kewajiban untuk taat.
4.    Kekuasaan Pakar adalah target taat karena ia yakin atau percaya bahwa agent mempunyai pengetahuan khusus tentang cara yang terbaik untuk melakukan sesuatu.
5.    Kekuasaan Rujukan adalah target taat karena ia memuja agent atau mengidentifikasi dirinya dengan agent dan mengharapkan persetujuan agent.

III.         PENUTUP
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Dari beberapa pengertian menurut para pakar dapat disimpulkan bahwa pengertian kekuasaan ialah suatu sumber yang memungkinkan seseorang mendapatkan hak untuk mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Kekuasaan dapat diperoleh dari pengaruh pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh keduanya.
Sumber kekuasaan menurut French & Raven ada 5 kategori yaitu: Kekuasaan Paksaan (Coercive Power), Kekuasaan Imbalan (Insentif Power), Kekuasaan Sah (Legitimate Power), Kekuasaan Pakar (Expert Power), dan Kekuasaan Rujukan (Referent Power).


DAFTAR PUSTAKA
Miftah Thoha, 2005. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Robbins. S. & Judge. T. 2008 Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
Budiardjo, M. 1972. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan). Jakarta: Balai Pustaka.


Minggu, 11 Oktober 2015

Tugas Softskill Psikologi Management

Tugas Softkill
Nama Kelompok Mangga :
1.    Hilda Azkiya Mawardya                   ( 14513121 )
2.    Lily Melinda                                      ( 14513987 )
3.    Marchsya Rahayu Kartikasari            ( 15513261 )
4.    Nelda Triana Apriliasih                      ( 16513374 )
5.    Qory Yuliana                                     (17513064 )
6.    Putri Alifia                                         (15512752 )


MEMPENGARUHI PERILAKU

1.             PENDAHULUAN
Dewasa ini setiap orang sudah memiliki perilakunya masing-masing. Sudah mengerti apa yang harus dilakukan atau mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Setiap orang pasti tahu caranya sendiri untuk membentuk perilakunya. Perilaku itu muncul dari sejak kecil, bahkan ketika semua orang lahir. Tapi bedanya perilaku ketika masih kecil itu belum terkontrol, tapi orang dewasa sebagian umum sudah bisa mengontrol perilakunya. Perilaku beda dengan sikap. Kalau Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk secara konsisten memberikan tanggapan menyenangkanatau tidak menyenangkan terhadap suatu objek, kecenderungan ini merupakan hasil belajar, bukan pembawaan/ke-turunan (Ajzen dan Fishben, 1970)
Tidak hanya perilaku saja yang kami akan bahas tetapi juga kata ‘mempengaruhi’ sesuai temanya. Sebenarnya apa yang dimaksud mempengaruhi? Mengajak, membujuk,  mengikutsertakan agar dapat setuju atau sejalan? Bisa dikatakan seperti itu. Contohnya sekelompok orang mempengaruhi teman yang lainnya. Jadi mempengaruhi perilaku itu yang bagaimana? Sabar dulu ya guys…
Yang akan kami posting ini akan membahas satu-satu aspek-aspek didalamnya. Mulai dari definisi pengaruh, Kunci-kunci perubahan perilaku, Bagaimana mempengaruhi orang lain, Wewenang .

2.             TEORI
a.    Definisi Pengaruh
1)             Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang atu benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan seseorang (KBBI)
2)             WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).
3)             Pengaruh adalah komoditi berharga dalam politik dunia (Jon Miler)
4)             Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang saat tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan (Albert R. Roberts & Gilert)
5)             Pengaruh diumpamakan sebagai berikut : A mempunyai pengaruh atas  B sejauh ia dapat menyebabkan B berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan (Robert Dahl)
6)             Pengaruh sebagai konsep pokok dan kekeuasaan sebagai bentuk khas dari pengaruh (Laswell&Kaplan)
7)             Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan

b.    Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975)

Karakteristik perubahan perilaku:
1)             Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang) Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang
2)             Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
3)             Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku
4)             Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif  apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
5)             Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
6)             Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
7)             Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.

c.    Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain
Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
1)       Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2)          Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.
3)    Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4)      Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5)           Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6)   Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7)          Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
8)   Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9)     Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa taktik secara sekaligus. Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation dikombinasikan dengan Rational Persuasion dan Exchange atau Personal Appeals.

d.   Wewenang
Setiap orang mempunyai wewenang dalam hidupnya dan merupakan suatu hak jika kita memakai wewenang tersebut tetapi wewenang yang kita bisa pakai dengan artian wewenang yang baik. Biasanya orang yang memiliki wewenang sudah pasti mempunyai kekuasaan dalam kelompok atau suatu kota dan negara. Tapia pa arti wewenang itu sendiri?
Wewenang merupakan dasar hukum agar mengambil tindakan yang diperlukan untuk melasanakan tugas dengan baik dan benar.
Pengertian wewenang adalah hak atau otoritas untuk bertindak melakukan suatu kegiatan tertentu untuk pencapaian kearah tujuan.

3.             PENUTUP
Kesimpulan
Mempengaruhi perilaku adalah bagaimana seseorang mengajak  atau mempengaruhi seseorang ataupun sekelompok orang dalam hal tertentu. Misalkan politik, bisnis, sosial, psikologi dan lain-lain. Tidak hanya itu wewenang juga mendapat pengaruh dari kata perilaku, karena setiap perilaku ada hak  dan wewenangnya.

Daftar Pustaka :
Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasar IlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY
Roberts, A , Greene, G. 2009. Pekerja sosial social workers’ desk reference. Gunung Mulia : Jakarta
Merry, Meria.e-Jurnal. Taktik dan cara mempengaruhi orang lain dalam organisasi.2011. diunduh pada 11 oktober 09:00
Budiardjo, Miriam.2008. Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Putong, Iskandar.,Soekarso.2015.Kepemimpinan.

Rabu, 07 Oktober 2015

Tugas Softskill Psikologi Management

KELOMPOK 3 (MANGGA) : 



1.    Hilda Azkiya Mawardya                    (14513121)
2.    Lily Melinda                                       (14513987)
3.    Marchsya Rahayu Kartikasari            (15513261)
4.    Nelda Triana Apriliasih                      (16513374)
5.    Qory Yuliana                                      (17513064)
6.  Putri Alifia                                          (15512752)

 KOMUNIKASI
I.                   PENDAHULUAN
         Dewasa ini semua aktivitas yang dikerjakan oleh setiap manusia selalu memakai komunikasi. Komunikasi yang digunakan pun bukan hanya lisan tetapi juga tulisan. Komunikasi sangat penting bagi kehidupan karena bukan hanya untuk sekedar komunikasi tetapi untuk kelangsungan hidup individu maupun berkelompok. Disegala bidang apapun komunikasi sangat dibutuhkan, komunikasi dalam bahasa apapun itu. Kita bisa melihat karakter seseorang dari bagaimana dia berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
       Zaman sekarang komunikasi sudah tidak hanya dengan lisan ataupun tulisan tetapi juga menggunakan media elektronik seperti email, handphone, dan lain-lain. Gesture tubuh pun juga bisa menjadi alat komunikasi seperti contohnya komunikasi pada orang tunawicara. Banyak sekali macam-macam komunikasi yang dipakai untuk berkomunikasi.
Sekarang pertanyaannya, apakah kalian tahu arti komunikasi yang sebenarnya? Apa itu komunikasi? Apa kegunaannya untuk kehidupan sehari-hari? Apa manfaat komunikasi yang baik? Banyak pertanyaan dan jawaban yang harus dibahas berdasarkan teori para tokoh. Banyak teori para tokoh yang berpendapat berbeda-beda mengenai apa arti sebenarnya yang dimaksud dengan komunikasi. Sebaiknya kita lebih dalami apa makna komunikasi agar kita juga dapat memahami dan menggunakan bahasa dalam komunikasi dengan baik.

    II.            TEORI 
a.         Defini Komunikasi
       Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti ’pemberitahuan’ atau ‘pertukaran fikiran’. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran fikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
      Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (messange) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlihat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 
Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagai berikut:

1.        Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell)
2.        Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu ornag kepada orang lain dengan maksud tertentu.
3.        Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbnol-simbol berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non verbal yang disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain.
4.        Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl I. Hovland).
5.        Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. (Theoderson dan Thedorson)
6.        Komunikasi adalalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain (Edwin Emery).
7.        Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia (Delton E, Mc Farland).
8.        Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/ lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia an adat kebiasaan (William Albig).
9.        Komunikasi berati suatu nmekanisme suatu hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley).
10.    Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dan sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A. Winnet)
11.    Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (Kata-kata)dan nonverbal. Sistmem ini dapat disosialisasikan secara langsung/ tatap muka atau melalui media lain (tulisan, orang, dan visual) (Karl Fried Knapp).
Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan di atas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

b.         Dimensi Komunikasi terdiri atas:

1.             Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan.

2.             Dimensi Hubungan
Dimensi hubungan disandi secara nonverbal dan menunjukkan bagaimana cara menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi antara satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan. Dalam komunikasi massa dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Contoh: pengaruh artikel dalam surat kabar bukan bergantung pada isinya, namun bergantung juga pada siapa penulisnya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan yang dipakai, dll.

3.             Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.

  Fungsi Komunikasi
 
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap  organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif


 Bentuk-bentuk Komunikasi
 
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
 

b. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
 

c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama



III.                   Penutup

           Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti ’pemberitahuan’ atau ‘pertukaran fikiran’. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran fikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlihat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
           Banyak para ahli yang mengemukakan definisi dari komunikasi, para ahli telah memberikan kita sebuah gambaran makna dari komunikasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Daftar Pustaka :

Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : MedPress

Wiryanto. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Grasindo.

Zarkasi, Muslichah. (1978). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga