I.
Definisi Kepribadian Sehat
Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang
memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran, serta
perasaan orang ini? Dapatkah and atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh
ahli-ahli psikologi tetapi juha oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan,
tidak jauh di balik pertanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam
jawaban- suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan
yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru- bebrapa jawaban terlalu
sederhana dan dangkal (dan tidak berguna) sedangkan jawaban-jawaban lainnya
memiliki nilai potensial dalam membantu kita untuk memahami diri kita dengan lebih
baik.
“Ahli-ahli psikologi pertumbuhan” ini (kebanyakan di antara mereka
memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik) telah memiliki
suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat
adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan behaviorisme dan
psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanistic semakin kritis terhadap tradisi-tradisi
ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan
pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak
yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari
pengeritik-pengeritik ini ialah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia
sebagai suatu mesin- “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut
cara-cara yang sesuai dengan hokum”.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik,
teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan spontanitas, kegembiraan hidup, dan
kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas. Psikoanalisis telah member
kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya
berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang
yang mengikuti ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara
emosional, bukan kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia,
bukan yang paling baik.’
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi
kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak
daripada yang ada. Tentu saja segi-segi pandangan ini melihat oleh para
behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban
dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.
II.
Perbedaan Psikoanalisis dan Behavioristik
a. Psikoanalisa
Tokohnya adalah Freud, aliran ini melihat dari sisi negatif individu,
alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. manusia dianggap
sebagai sakit atau pincang, manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis
dan konflik masa kanak-kanak.
b. Behavioristik
Aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur
panas. maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut
cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap
diri sendiri.
III.
Kepribadian Sehat Menurut Psikoanalisis
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri
psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan,
merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.
Sumbangan terbesar Freud pada teori
kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya
bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak
mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam
tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam
tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat
kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja,
keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak
nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar,
Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa
disadari.
a. Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious)
menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita
sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita.
Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari
proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa
saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar
memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak
rasional.
Dorongan tidak sadar ini muncul di alam
bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat
mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan
cara menggoda atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi)
menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan
tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan
dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari
motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak
sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain,
keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.
Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti
tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus
berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun
tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa
dan memang memotivasi manusia. Contohnya, dari rasa benci seorang anak karena
kemarahannya terhadap ayahnya, terdapat rasa kasih saying yang berlebihan di
dalam hatinya sehingga sang anak menunjukkan ke orang lain bahwa sang anak
sangat mencintai ayahnya akan tetapi rasa sayangnya sangatlah berlebihan,
misalnya selalu memuji ayahnya di depan orang lain. Apabila tak bisa
disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak
merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk
mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang
berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut,
maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda
dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang
berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan
reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian
berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari
represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation),
pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression),
proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).
b. Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini
memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan
cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari
dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception).
Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera
masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran
lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah
sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak
sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk
mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
c. Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang
memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai
elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah
satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua
pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu
sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia
luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari
luar.
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini
datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam
yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas,
tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
IV.
Kepribadian Sehat Menurut Behavioristik
1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna
tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak
memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3) Penganjur utama adalah Watson : overt,
observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu
psikologi yang benar.
4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson
yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas
ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga
menjadi tidak se-ekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor
internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5)
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya
yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6)
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey,
1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan
yang lebih belakangan.
7)
Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan
mengontrol perilaku.
8)
Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
9)
Mementingkan faktor lingkungan
10) Menekankan pada faktor bagian
11) Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode
obyektif.
12) Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu
Referensi:
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. (1991). Yogyakarta: Kanisius
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. (1991). Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar