Final Fantasy 7 Cloud Strife

Kamis, 05 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisis dan Behavioristik


        I.               Definisi Kepribadian Sehat
Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran, serta perasaan orang ini? Dapatkah and atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juha oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan, tidak jauh di balik pertanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam jawaban- suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru- bebrapa jawaban terlalu sederhana dan dangkal (dan tidak berguna) sedangkan jawaban-jawaban lainnya memiliki nilai potensial dalam membantu kita untuk memahami diri kita dengan lebih baik.
“Ahli-ahli psikologi pertumbuhan” ini (kebanyakan di antara mereka memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik) telah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanistic semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritik ini ialah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin- “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hokum”.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas. Psikoanalisis telah member kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.’
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja segi-segi pandangan ini melihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.

      II.               Perbedaan Psikoanalisis dan Behavioristik
a.    Psikoanalisa
Tokohnya adalah Freud, aliran ini melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. manusia dianggap sebagai sakit atau pincang, manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.

b.    Behavioristik
Aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.

   III.               Kepribadian Sehat Menurut Psikoanalisis
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.

a.    Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoda atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.
Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, dari rasa benci seorang anak karena kemarahannya terhadap ayahnya, terdapat rasa kasih saying yang berlebihan di dalam hatinya sehingga sang anak menunjukkan ke orang lain bahwa sang anak sangat mencintai ayahnya akan tetapi rasa sayangnya sangatlah berlebihan, misalnya selalu memuji ayahnya di depan orang lain. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).

b.    Alam Bawah Sadar

Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

c.    Alam Sadar

Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

   IV.               Kepribadian Sehat Menurut Behavioristik

1)    Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2)    Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3)    Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4)     Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak se-ekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5)  Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6)        Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
7)        Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
8)        Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
9)        Mementingkan faktor lingkungan
10)    Menekankan pada faktor bagian
11)    Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
12)    Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu

                                                                              
Referensi: 
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. (1991). Yogyakarta: Kanisius




Tidak ada komentar:

Posting Komentar