Final Fantasy 7 Cloud Strife

Jumat, 27 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat Menurut Pendapat Abraham Maslow


A.           Hierarki Kebutuhan Manusia
Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan beragam. Namun, pada hakekatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan dasar tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan kebutuhan dasar.
Teori kebutuhan manusia yang sering dijadikan acuan adalah hierarki kebutuhan dasar manusia yang dipublikasikan Abraham Maslow pada tahun 1970. Abraham Maslow adalah seorang psikolog aliran humanism yang hidup pada tahun 1908-1970. Menurut Maslow ada lima hierarki kebutuhan dasar manusia (five hierarchy of needs), Abraham Maslow lantas menciptakan sebuah model kebutuhan manusia yang terdiri dari beberapa tingkat. Mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan yang termasuk di dalamnya adalah:
1.        Kebutuhan dasar atau kebutuhan psikologis (Biological and Physiological Needs).
Adalah kebutuhan-kebutuhan yang bersifat logis guna memenuhi aspek jasmaniah, seperti makan, tidur, minum, istirahat, rekreasi, dan seksual.

2.        Kebutuhan akan keamanan dan perlindungan (Safety needs).
Adalah kebutuhan akan rasa aman. Hal ini ditandai dengan keinginan terhindar dari rasa takut, waswas atau ancaman yang membahayakan bagi dirinya. Misalnya, jaminan rasa aman terhadap nyawanya terhindar dari pembunuhan dan harta bendanya aman dari pencurian

3.        Kebutuhan  akan kehidupan sosial (Belonging needs and love needs)
Adalah kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Individu diberi kesempatan dan kebebasan tanpa diskriminasi untuk menjalin interaksi sosial dengan siapa saja. Mereka bergaul dengan semua orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, dan warna kulit.  Misalnya, rasa memiliki, penerimaan, pertemanan, dan cinta.

4.        Kebutuhan yang berhubungan dengan ego manusia (Esteem needs)
Adalah kebutuhan untuk menghargai dan dihargai orang lain. Dalam hal ini, termasuk kebutuhan untuk mencintai ataupun dicintai. Secara operasional, dapat digambarkan adanya kebebasan untuk memberikan penghargaan kepada siapa saja. Demikian pula ia pun berhak untuk memperoleh penghargaan dari siapa saja tanpa pandang bulu. Hal ini berarti individu berhak menikah dan hidup bersama dalam keluarga dengan siapa saja

5.        Kebutuhan aktualisasi diri (Self actualization)
Adalah kebutuhan untuk mewujudkan seluruh potensi agar berkembang secara optimal. Konsekuensi dari konsep ini, mengingatkan adanya persamaan pada setiap individu untuk memperoleh kesempatan mengembangkan diri melalui jalur pendidikan formal dan non formal. Ia pun memperoleh kebebasan berkarya guna mewujudkan aspirasi, cita-cita, minat-bakat dan kreativitas, tanpa kekangan, dan halangan atau hambatan dari siapa saja. Contohnya: Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis. Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Maslow mengungkapkan bahwa manusia harus memuaskan kebutuhannya masing-masing tingkat, bergerak dari bawah ke atas, dari waktu ke waktu.



B.            Kepribadian yang Sehat Menurut Pendapat Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Bagi Maslow, motivasi seseorang untuk aktualisasi diri bagi pribadi yang sehat tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi kekurangannya (deficit motivates), tetapi oleh metamotivasi, yaitu nilai-nilai hidup termasuk kebenaran, keindahan, kebijaksanaan, kedamaian, kesatuan, kemerdekaan, dst. Nilai-nilai ini oleh Maslow disebut juga B-Values. Nilai-nilai ini menjadi sumber yang mengarahkan dan mengembangkan kepribadian manusia
Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi telah disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.

C.           Perbedaan Meta Needs dan Deficiency Needs


No
Meta Needs
Deficiency Needs
1
Ketika basic needs dalam hierarki Maslow telah terpenuhi kebutuhan aktualisasi diri dan pemahaman kognitif muncul. Manusia dimotfasikan oleh meta needs.
Kebutuhan akan dorongan fisiologis seperti: rasa lapar, haus, oksigen dan seks
2
Meta needs tidak bersifat hirarkhis
Kebutuhan akan rasa aman, meliputi: kebutuhan akan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut, dan kecemasan.
3
Meta needs merupakan pembawaan manusia sebagaimana basic needs
Kebutuhan untuk memiliki, meliput: kebutuhan untuk berteman, berkeluarga, atau beroganis
4
Bila tidak terpenuhi mengakibatkan orang-orang mengalami metapologi
Kebutuan akan harga diri, meliputi: pengahrgaan yang didasarkan atas respek terhadap kemampuan, kemandirian, dan perwujudan kita sendiri, dan juga penghargaan atas penilaian orang lain.



Metapologi meta needs diantaranya:

·      Kebenaran
·      Kebaikkan
·      Keindahan’
·      Kesatuan
·      Transendensi-dkotomi
·      Penuh energi
·      Keunikan individualitas
·      Kesempurnaan
·      Keperluan
·      Penyelesaian, penghabisan
·      Keadilan
·      Kesederhanaan
·      Kekayaan, keseluruhan dan kelengkapan perhatian pada dunia
·      Kesanggupam untuk berdiri sendiri
·      Penuh arti

Sifat-sifat kebutuhan dasar ( Deficiency Needs) :
a.    Ketiadaannya menimbulkan penyakit
b.    Keberadaannya mencegah penyakit
c.    Pemulihannya menyembuhkan penyakit
d.   Dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakanpemuasan kebutuhan ini dibandingkanjenis kepuasan yang lain.
e.    Kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.

D.           Ciri-ciri “Actualized People
1.        Mengamati Realitas Secara Efisien
Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana mereka inginkan atau butuhkan, tapi mereka melihatnya sebagaimana adanya. Bahwa pengaktualisasi diri adalah hakim yang teliti pada orang lain, mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidakjujuran.

2.        Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan dan kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.

3.        Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Dalam semua segi kehidupan, pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi mereka, tapi dapat memperlihatkan emosi mereka dengan jujur. Dalam istilah sederhana, kita dapat berkata, orang ini bertingkah laku secara kodrati, yakni sesuai dengan kodrat mereka.

4.        Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow, melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Bahwa tidak mungkin menjadi orang yang mengaktualisasikan diri tanpa perasaan dedikasi ini.

5.        Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tidak menjauhkan diri dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak membutuhkan orang lain. Mereka tidak tergantung pada orang lain untuk kepuasan mereka dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan mereka sangat egosentris dan terarah pada diri mereka sendiri.ini artinya mereka memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai keputusan, dan melaksanakan dorongan dan disiplin mereka sendiri.

6.        Berfungsi secara Otonom
Kemampuan pengaktualisasian diri berfungsi secara otonom oleh motif kekurangan, maka mereka tidak lagi di dorong oleh motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia yang nyata untuk kepuasan mereka karna pemuasan dari motif pertumbuhan datang dari dalam. Sebaliknya pemuasan akan cinta, penghargaan, dan kebutuhan lain yang lebih rendah tergantung pada sumber dari luar.

7.        Apresiasi yang Senantiasa Segar
Pengaktualisasi diri senantiasa menghargai pengalaman tertentu bagaimana seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan pada dorongan setiap hari untuk bekerja.

8.        Pengalaman Mistik atau “Puncak”
Ada kesempatan dimana orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman keagamaan yang mendalam. Selama pengalaman puncak ini, yang dianggap Maslow adalah biasa dikalangan orang yang sehat, diri di lampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikannya atau menjadi.

9.        Minat Sosial
Pengaktualisasikan diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam pada semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.

10.    Hubungan Antarpribadi
Pengaktualisasian diri mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang lain dari pada orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu lain.

11.    Struktur Watak Demokratis
Orang yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, atau agama, ras. Perbedaan serupa itu tidak masalah bagi pengaktualisasian diri. Tetapi tingkah laku mereka lebih dalam dari pada toleransi.

12.    Perbedaan antara Sarana dan Tujuan, antara Baik dan Buruk
Pengaktualisasian diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana untuk mencapainya. Akan tetapi, hal ini lebih sulit karna kegiatan dan pengalaman tertentu yang merupakan sarana bagi orang yang kurang sehat kerap dianggap oleh pengaktualisasian diri sebagai tujuan dalam dirinya sendiri.

13.    Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Orang yang sepenuhnya sehat berbeda dari individu biasa dalam apa yang mereka anggap humor yang menyebabkan mereka tertawa. Orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasakan sakit, humor superiroritas yang mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.

14.    Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri. Mereka adalah asli, inventif, dan inofativ, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni; tidak semua mereka dalah penulis, seniman, atau pengubah lagu.

15.    Resistensi Terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasian diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh sosial, untuk berpikir atau bertindak menurut cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang lain.


 Sumber:
Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. (2008). Jakarta: Salemba Medika.
Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. (2008). Jakarta: PT. Grasindo
Pohan, A.H, Be A Smart Leader, Rahasia di Balik Kesuksesan CEO dan Manajer Hebat. (2010). Yogyakarta: Pustaka Grhatama (Anggota IKAPI).
Riyanto, Theo. Jadikan Dirimu Bahagia. (2006). Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)
http://salmanakhmad.blogspot.com/2012/04/memahami-dan-menjelaskan-konsep-maslow_25.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar